JATIMTIMES - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali menunjukkan peningkatan aktivitas. Dalam rentang waktu sekitar enam jam pada Kamis (30/10), mulai pukul 00.09 WIB hingga 06.02 WIB, gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa tersebut tercatat mengalami delapan kali erupsi. Kolom abu yang dimuntahkan bervariasi antara 400 hingga 800 meter di atas puncak.
Akibat aktivitas ini, status Gunung Semeru masih berada pada Level II atau Waspada. Kondisi tersebut membuat masyarakat kembali bertanya-tanya, apakah aktivitas ini mengarah pada potensi letusan yang lebih besar?
Apakah Gunung Semeru Akan Meletus?
Aktivitas erupsi berulang menunjukkan adanya pergerakan material di dalam tubuh gunung. Namun, erupsi tidak selalu berarti akan terjadi letusan besar (erupsi eksplosif). Untuk mengetahui perkembangan lebih lanjut, masyarakat perlu memahami tanda-tanda gunung api menjelang meletus.
Tanda-Tanda Gunung Api Akan Meletus
Dilansir dari BPBD Kabupaten Buleleng, terdapat beberapa ciri yang sering muncul sebelum gunung api meletus, yaitu:
1. Gempa Vulkanik Terasa Lebih Sering
Munculnya gempa lokal di sekitar gunung menjadi indikasi adanya pergerakan magma menuju permukaan.
2. Hewan Gunung Bermigrasi
Satwa seperti burung, monyet, atau serangga bergerak menjauhi lereng gunung karena lebih peka terhadap perubahan suhu dan gas.
3. Suhu Lingkungan Sekitar Meningkat
Tekanan magma yang naik ke kawah menjadikan kawasan sekitar terasa lebih panas dari biasanya.
4. Sumber Air Mengering
Mata air dan sungai kecil bisa mengalami penurunan debit karena jalur air tertutup material panas dari dalam gunung.
5. Vegetasi Mengalami Kerusakan
Tumbuhan di lereng akan layu, kering, atau mati akibat paparan gas panas dan perubahan suhu tanah.
Apabila tanda-tanda tersebut muncul secara bersamaan, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti arahan resmi dari PVMBG atau BPBD setempat.
Baca Juga : Hari Ini Terakhir! Diskon Tambah Daya Listrik 50% PLN, Berlaku Sampai 30 Oktober 2025
Dampak Gunung Meletus
Peristiwa gunung api meletus dapat membawa dampak negatif sekaligus positif bagi lingkungan dan kehidupan di sekitarnya.
Dampak Positif
• Tanah di sekitar gunung menjadi lebih subur karena lapisan material erupsi mengandung mineral penting.
• Magma yang membeku akan menjadi batuan beku yang bisa digunakan untuk bahan bangunan.
• Endapan belerang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pupuk dan industri obat.
• Aktivitas panas bumi menghasilkan energi panas yang bisa diolah menjadi pembangkit listrik, seperti di PLTP Kamojang, Garut.
• Daerah pegunungan yang sejuk dapat berkembang menjadi destinasi wisata alam.
Dampak Negatif
• Lava panas dapat merusak rumah, lahan pertanian, dan hutan, bahkan mengancam jiwa.
• Awan panas dan abu vulkanik dapat menyebabkan gangguan pernapasan serta menurunkan kualitas udara.
• Lahar hujan yang membawa lumpur dan batu dapat memicu banjir bandang di daerah hilir.
Rentetan erupsi yang terjadi pada Gunung Semeru bukan berarti langsung menandakan akan terjadi letusan besar, namun tetap menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik sedang berlangsung. Kewaspadaan perlu ditingkatkan, terutama bagi warga yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu dari puncak Semeru.
Memahami tanda-tanda gunung api menjelang erupsi dan mengikuti informasi dari lembaga resmi adalah langkah penting untuk menjaga keselamatan bersama.
