JATIMTIMES - Momentum kebangkitan fiskal datang menghampiri Kota Malang yang kini unjuk gigi di hadapan 98 kota se-Indonesia dengan menjadi tuan rumah kegiatan bertajuk 'PAD Kota Kita Bukan Sekadar Angka' yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) pada Kamis (6/11/2025) di kantor Badan Pendapatan Daerah Kota Malang (Bapenda) Kota Malang.
Kepala Bapenda Kota Malang, Handi Priyanto, menyatakan bahwa rangkaian acara itu tidak hanya sekadar seremoni peluncuran buku ‘inovasi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)’ tetapi juga meliputi dialog kebijakan. Focus Group Discussion (FGD) dan kunjungan lapangan ke Bapenda Kota Malang untuk menyaksikan secara langsung penerapan sistem digitalisasi pajak daerah.
Baca Juga : Kemandirian Fiskal jadi Fokus Rembug Apeksi di Kota Malang
“Acara ini diselenggarakan oleh Sekretariat Pusat APEKSI. Ada peluncuran buku terkait peningkatan dan inovasi PAD, serta berbagai agenda seperti dialog, FGD, dan kunjungan lapangan ke Bapenda Kota Malang untuk melihat sistem digitalisasi yang kami terapkan,” ujar Handi.
Penunjukan Kota Malang sebagai tuan rumah menjadi sorotan karena statusnya yang bukan ibu kota provinsi maupun kota penyangga. Handi menjelaskan, dari sepuluh kota dengan peningkatan PAD tajam versi Kemenkeu, lima di antaranya adalah ibu kota provinsi dan empat lainnya kota penyangga seperti Tangerang.
“Nah, satu-satunya yang bukan keduanya adalah Kota Malang. Itu sebabnya kami dipilih jadi tuan rumah,” ungkap Handi.
Mengacu pada data terkini hingga akhir September 2025, realisasi PAD Kota Malang dari sektor pajak daerah tercatat Rp 663,64 miliar dari target tahunan Rp 846,06 miliar. Surplus utama datang dari pajak jasa makanan–minuman (PBJT) yang terealisasi Rp 133,4 miliar dari target Rp 106,2 miliar serta PBB yang tercatat Rp 65,6 miliar dari target Rp 54,75 miliar. Untuk tahun 2026, Kota Malang memproyeksikan target PAD sebesar Rp 1,061 triliun, naik dari sebelumnya Rp 1,035 triliun.
Handi menggarisbawahi bahwa lonjakan signifikan PAD selama beberapa tahun terakhir tidak lepas dari keberhasilan digitalisasi pajak daerah. “Dari tahun 2021 PAD kita di angka Rp 350 miliar. Tahun lalu mencapai sekitar Rp 700 miliar. Artinya, rata-rata peningkatan per tahun mencapai Rp 70–100 miliar,” beber Handi.
Strategi digital bukan sekadar jargon karena sistem e-tax di restoran, hotel, tempat hiburan dan parkir telah diaktifkan. Handi menambahkan bahwa digitalisasi telah meminimalisir potensi kebocoran dan membuat sistem penerimaan lebih transparan.
Baca Juga : 10 November Makin Meriah! Pemkot Surabaya Instruksikan Hotel, Resto Pasang Videotron Semangat Pahlawan
Sementara itu, Wali Kota Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan, hadir dalam kesempatan itu dan memberikan apresiasi kepada Bapenda Kota Malang. Menurutnya, acara dari APEKSI di Kota Malang sangat luar biasa dalam menghadapi optimalisasi PAD.
“Dan Kota Malang, pemerintah kotanya sangat luar biasa, terutama di pendapatannya, di bapendanya. Aplikasinya juga menarik, sudah teruji dengan pendapatannya yang satu hari luar biasa,” kata Viman.
Ia juga menaruh harapan agar ke depan terjadi sinergi antara Kota Tasikmalaya dan Kota Malang untuk meningkatkan PAD di wilayahnya.
Dengan pencapaian awal yang menonjol dan strategi digital yang kuat, Kota Malang layak menjadi acuan bagi banyak daerah yang tengah berjuang meningkatkan kemandirian fiskal. Pemerintah setempat kini ditantang untuk menuntaskan target akhir tahun dengan tetap menjaga transparansi, efisiensi, dan keberlanjutan inovasi.
