JATIMTIMES - Bulan September 2025 bakal jadi momen istimewa bagi para pecinta astronomi. Sejumlah fenomena langit menarik akan menghiasi angkasa, mulai dari Gerhana Bulan Total hingga ekuinoks musim gugur.

Fenomena langit adalah peristiwa astronomi yang terjadi akibat pergerakan benda-benda luar angkasa seperti Matahari, Bulan, bintang, hingga meteor. Beberapa bisa diamati langsung dengan mata telanjang, sementara sebagian lain lebih jelas dilihat menggunakan teleskop.

Baca Juga : Viral Toko Branded di Mal Jakarta Kosongkan Barang, Takut Kerusuhan 1998 Terulang

Agar pengamatan maksimal, pastikan kondisi langit cerah dan jauh dari polusi cahaya perkotaan. Berikut daftar fenomena langit September 2025, dirangkum dari berbagai sumber.

1. Gerhana Bulan Total (7-8 September 2025)

Fenomena paling dinanti pada bulan ini adalah Gerhana Bulan Total atau yang dikenal juga sebagai Blood Moon. Peristiwa ini akan terjadi pada 7-8 September 2025.

Blood Moon terjadi saat posisi Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam satu garis lurus sehingga bayangan Bumi menutupi Bulan sepenuhnya. Kondisi ini membuat Bulan tampak berwarna merah darah.

Menurut Observatorium Bosscha, gerhana bulan ini bisa diamati langsung dari seluruh wilayah Indonesia tanpa alat bantu. Meski begitu, penggunaan teleskop tetap akan memberikan pengalaman yang lebih jelas.

2. Purnama Harvest Moon (8 September 2025)

Sehari setelah gerhana, langit akan kembali dipenuhi cahaya Bulan purnama yang dikenal sebagai Harvest Moon atau Corn Moon. Fenomena ini terjadi pada 8 September 2025.

Disebut Harvest Moon karena purnama ini bertepatan dengan musim panen, sehingga di masa lalu petani terbantu bekerja hingga malam dengan cahaya bulan yang terang. Istilah ini juga merujuk pada purnama yang paling dekat dengan titik balik musim gugur.

3. Hujan Meteor Epsilon-Perseid (5-21 September 2025)

Fenomena lain yang sayang dilewatkan adalah hujan meteor Epsilon-Perseid. Hujan meteor tahunan ini aktif sejak 5 September dan mencapai puncaknya pada 9 September 2025.

Namun, intensitasnya relatif rendah. Pada puncaknya, hanya sekitar 5 meteor per jam yang terlihat. Meski begitu, tetap menarik untuk diamati karena fenomena ini berbeda de6ngan hujan meteor Perseid Agustus yang lebih populer.

Baca Juga : Ketua DPRD Magetan Tanggapi Isu Demo, Janji Temui Pendemo dan Minta Tidak Anarkis

4. Gerhana Matahari Sebagian (22 September 2025)

Fenomena Gerhana Matahari Sebagian akan berlangsung pada 22 September 2025. Peristiwa ini terjadi ketika Bulan melintas di depan Matahari, namun hanya menutupi sebagian cahaya.

Gerhana ini merupakan yang ketiga sekaligus penutup rangkaian gerhana tahun 2025, setelah Gerhana Bulan Total dan Gerhana Matahari Maret lalu. Sayangnya, fenomena ini tidak bisa disaksikan dari Indonesia karena hanya terlihat di wilayah Antartika dan Oseania.

5. Ekuinoks Musim Gugur (23 September 2025)

Fenomena terakhir adalah ekuinoks musim gugur yang akan terjadi pada 23 September 2025. Ekuinoks merupakan momen ketika Matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa, sehingga durasi siang dan malam hampir sama panjang.

Kata ekuinoks sendiri berasal dari bahasa Latin "aequus" (sama) dan "nox" (malam). Saat fenomena ini berlangsung, Bumi mendapat cahaya beberapa menit lebih lama karena posisi terbit dan terbenam Matahari dihitung dari ujung cakramnya.

Secara astronomis, ekuinoks menandai awal musim semi di belahan bumi selatan dan musim gugur di belahan bumi utara.

Demikian beberapa fenomena langit di September 2025. Bagi kamu yang ingin menyaksikan secara langsung fenomena ini, jangan lupa catat tanggalnya ya.