JATIMTIMES - Pernah merasa kebelet buang air besar segera setelah makan? Jangan khawatir, Anda tidak sendirian. Menurut perawat dan penulis Afriezal Kamil, S.Kep. Ners, atau yang lebih dikenal dengan Rizal Do, kondisi ini adalah hal yang normal dan dikenal sebagai refleks gastrokolik.
"Jadi yaa, kebelet poop setelah makan tuh sebenernya gapapa. Namanya refleks gastrokolik," jelas penulis buku "Andai Dalam Sel-Sel Tubuhmu Berbicara" tersebut
Baca Juga : Misteri "Kain yang Bergaris" pada Dinding Ya’juj Ma’juj
Untuk diketahui, refleks gastrokolik adalah reaksi normal tubuh yang terjadi ketika lambung diisi dengan makanan, yang kemudian merangsang usus besar sehingga menimbulkan sensasi ingin buang air besar.
Meskipun proses pencernaan makanan biasanya memakan waktu tiga hingga empat jam untuk sampai ke anus, makanan yang baru masuk ke perut tidak langsung keluar. Sebaliknya, makanan yang dimakan beberapa jam sebelumnya yang menyebabkan rasa ingin BAB.
"Ada refleks normal atau disebut refleks gastrokolik. Makanan masuk mengirimkan sinyal ke otak (agar saluran cerna mengeluarkannya jika penuh)," katanya.
Menurut Rizal Do melalui akun X pribadinya @afrkml, refleks gastrokolik biasanya lebih kuat di pagi hari. Itulah mengapa banyak orang merasa kebelet BAB setelah sarapan.
"Makanya kita suka kebelet poop di pagi hari kan. Apalagi kalau sarapan, buat beberapa orang bahkan lebih kuat refleksnya," ujarnya.
Selain itu, Rizal Do juga menjelaskan bahwa refleks gastrokolik ini bisa diperkuat dengan konsumsi kopi atau olahraga berat.
"Beberapa di antara kalian pasti ada yang sering mules juga tuh sehabis ngopi. Yakann?" tambahnya.
Baca Juga : FIFGROUP Gandeng YKPI Edukasi Deteksi Dini Kanker Payudara
Selain itu, Rizal Do juga menjelaskan bahwa buang air besar dua kali sehari masih dianggap normal, asalkan tidak lebih dari tiga kali sehari dan konsistensinya tidak cair. Jika konsistensi tinja cair, itu bisa menandakan diare.
"Sehari poop 2x masih wajarrrr. Asal jangan lebih dari 3x sehari dan konsistensinya cair, itu diareee," pungkas Rizal Do.
Sementara itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menekankan pentingnya mewaspadai konstipasi fungsional yang sudah berlangsung lama, berbulan-bulan atau bertahun-tahun, karena dapat menyebabkan refleks gastrokolik hilang akibat sering menahan proses defekasi.
Konstipasi sering disebabkan oleh trauma defekasi pada anak, yang disebabkan oleh tinja yang keras sehingga menyebabkan nyeri saat BAB dan menimbulkan trauma.
